Selasa, 13 Mei 2014

karakteristik resiko operasional dan imbal hasil



BAB I
PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang
            Resiko menurut habib nadzir dan muhammad hasanudin adalah ketidak-pastian yang mengandung kemungkinan kerugian dalam bentuk harta atau kehilangan keuntungan atau kemampuan ekonomis. Resiko secara umum dalam perbankan terdapat ; resiko likuiditas, resiko kredit, dan resiko fluktuasi tingkat bunga.
            Selain resiko yang telah disebutkan di atas terdapat resiko operasional dan resiko imbal hasil. Resiko operasional muncul karena beberapa alasan utama yaitu penerapan program outsourcing, deregulasi dan globalisasi, regulasi, merger dan akuisisi, e-commerce, berbagai inovasi teknologi, dan serangan teroris.
Penggunaan teknologi informasi dengan sistem otomatisasi yang maju, pertumbuhan yang pesat dari e-commerce dan dilakukannya merger dan akuisisi skala besar, menguji kemampuan sistem yang terintegrasi. Peningkatan popularitas outsourcing dan penggunaan teknik-teknik keuangan yang mampu untuk mengurangi risiko kredit dan risiko pasar, disisi lain meningkatkan kemungkinan kerugian risiko operasional. Meskipun globalisasi memiliki beberapa manfaat bagi banyak pihak, namun dibalik itu globalisasi menambah kompleksitas dan diversitas budaya, manajemen dan staf.
Pertumbuhan teknologi keuangan yang semakin canggih mengakibatkan aktivitas bank dan profit risikonya menjadi lebih kompleks dengan beroperasi di pasar-pasar yang berbeda, yang menggunakan operasional dan sistem yang berbeda, Berta hukum yang berbeda pula. Akuisisi, merger, aliansi Skala besar dan juga konsolidasi menguji kapabilitas sistem baru bank yang terintegrasi, proses dan sumber days manusia. Kedua pemicu utama, yakni globalisasi dan teknologi internet, akan menghadapkan bank pads risiko operasional baru.
Investasi yang banyak diminati oleh investor ialah investasi dengan imbal hasil yang besar dan menguntungkan. Namun imbal basil juga terdapat banyak resiko.
BAB II
PEMBAHASAN
            A. Resiko Operasional
            a)  Pengertian Resiko Operasional
            Risiko operasional (operational risk) adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal
            Risiko operasional pada umumnya terjadi di unit kerja yang memiliki volume transaksi tinggi, perputaran transaksi yang tinggi, perubahan struktural yang tinggi dan sistem yang kompleks. Kejadian risiko operasional hampir terjadi setiap hari di bank. Berdasarkan kemungkinan dan dampak yang terjadi, risiko operasional dapat dikelompokan sebagai risiko operasional yang sering terjadi namun dampak yang terjadi dinilai rendah atau high frequency – low impact. Kelompok kedua adalah frekuensi rendah atau jarang terjadi namun dampak kerugian dari risiko operasional tersebut tinggi atau yang sering disebut risiko operasional kategori low frequency-high impact. Sedangkan kelompok ke tiga adalah risiko operasional yang sangat-sangat jarang terjadi,namun bila terjadi dampak kerugian yang ditanggung bank sungguh luar biasa (catastrophic loss).
            Resiko operasional ( menurut habib hadzir dan Muhammad hasanudin) dapat dibagi menjadi beberapa sub-kategori, seperti risiko yang terkait dengan:
·         proses internal
·         kesalahan manusia
·         system informasi
·         kejadian eksternal
·         hukum dan regulasi (risiko legal)
·         ketidakcukupan prosedur dan control
Risiko operasional terutama terkait dengan berbagai masalah yang dapat diakibatkan oleh kegagalan proses di bank. Namun demikian risiko operasional tidak hanya mempengaruhi kegiatan usaha perbankan tetapi juga berbagai jenis kegiatan usaha lainnya. Sebagai contoh, pabrik mobil dapat menderita kerugian operasional bila tidak menerapkan tindakan kendali kualitas yang ketat atas model-model barunya.
b) Faktor – factor pemicu utama resiko operasional antara lain:
  • Volume bisnis dan operasional bank
  • Kecepatan proses bisnis dan operasional bank
  • Produk-produk dan atau aktivitas baru bank
  • Kecanggihan produk bank
  • Teknologi baru bank
  • Pasar baru yang dikembangkan bank
  • Kompleksitas dan ketergantungan terhadap teknologi informasi
  • Globalisasi
  • E-commerce
  • Ketentuan atau undang-undang baru
  • Tekanan dari pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
  • Tekanan regulasi
  • Perputaran pegawai
  • Kelemahan perjanjian
  • Diversitas budaya dari staf dan nasabah
  • Merger dan Akuisisi,
  • Reorganisasi
  • Kecepatan perubahan teknologi
  • Pemilihan lembaga pemeringkat
c) Perubahan tampilan risiko operasional
Risiko operasional bukan merupakan kelompok risiko baru; bahkan sebenarnya merupakan kelompok risiko yang sudah ada sejak dulu. Kegagalan risiko operasional adalah suatu hal yang umum dan terjadi sejak bank pertama didirikan.
Baik pengawas maupun bank memberi perhatian pada perubahan-perubahan dalam industri perbankan yang menyebabkan terjadinya berubahnya karakteristik risiko operasional. Kejadian yang secara historis mengakibatkan low-cost error semakin diikuti atau bahkan digantikan oleh kejadian yang lebih jarang terjadi, tetapi memiliki dampak yang lebih luas.
Terdapat beberapa alasan mengapa karakteristik risiko operasional berubah. Alasan-alasan tersebut adalah:
·         Otomatisasi
·         ketergantungan pada teknologi
·         outsourcing
·         terorisme
·         meningkatnya globalisasi
·         insentif dan trading – ‘rouge trader’
·         meningkatnya volume dan nilai transaksi, dan
·         meningkatnya litigasi.
B. Imbal Hasil
a) Pengertian Imbal Hasil
Menurut kamusbisnis.com imbal hasil (yield) adalah jumlah bunga atau deviden atau capital gain dan pendapatan lain yang dihasilkan dari investasi.
Investasi yang menghasilkan imbal hasil antara lain:
·         Obligasi
Menurut Wikipedia.com obligasi merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuritas. Dalam obligasi yang menggunakan imbal hasil ada dua yaitu
ü  Obligasi syariah mudharabah
ü  Obligasi syariah ijarah
·         Reksa dana
Imbal hasil merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Jadi menurut Syarfisuwari imbal hasil reksa dana adalah nilai aktiva bersih atau net asset value. Nilai ini merupakan suatu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio suatu reksadana. Namun imbal hasil dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
ü  Imbal hasil realisasi yaitu imbal hasil yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Imbal hasil realisasi berguna sebagai dasar penentuan imbal hasil ekpektasi dan resiko dimasa dating.
ü  Imbal hasil ekspektasi adalah imbal hasil yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang
·         kontrak berjangka
Imbal hasil (yield curve) menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga-efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu investasi pada waktu tertentu.
b) Macam – macam Risiko
Pada dasarnya resiko investasi yang menghasilkan imbal hasil sama yaitu :
·         Risiko politik dan ekonomi, berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya akan membawa efek pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana.
·         Risiko pasar yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan pasarsehinnga berpengaruh pada semua sekuritas.
·         Risiko inflasi yang berasal dari menurunnya daya beli akibat terjadinya kenaikan harga.
·         Risiko spesifik yang melekat pada setiap sekuritas yang dimiliki.
·         Risiko menurunnya nilai unit penyertaan yang akan dipengaruhi harga efek- efek yang menyusun portofolionya. Ini berkaitan dengan menejer investasi dalam mengelola dananya.
·         Risiko likuiditas hanya terjadi pada perusahaan reksadana yang sifatnya terbuka
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Risiko operasional (operational risk) adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.
Resiko operasional ( menurut habib hadzir dan Muhammad hasanudin) dapat dibagi menjadi beberapa sub-kategori, seperti risiko yang terkait dengan:
·         proses internal
·         kesalahan manusia
·         system informasi
·         kejadian eksternal
·         hukum dan regulasi (risiko legal)
·         ketidakcukupan prosedur dan control
Terdapat beberapa alasan mengapa karakteristik risiko operasional berubah. Alasan-alasan tersebut adalah:
·         Otomatisasi
·         ketergantungan pada teknologi
·         outsourcing
·         terorisme
·         meningkatnya globalisasi
·         insentif dan trading – ‘rouge trader’
·         meningkatnya volume dan nilai transaksi, dan
·         meningkatnya litigasi.
Resiko Imbal hasil
·         Risiko politik dan ekonomi
·         Risiko pasar
·         Risiko inflasi
·         Risiko spesifik
·         Risiko menurunnya nilai unit penyertaan
·         Risiko likuiditas






















Daftar pustaka

Kamusbisnis.com
Nadzir Habib, Hasanudin Muhammad.ensiklopedi ekonomi dan perbankan syariah. Bandung: kafa bublishing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar