BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko menurut habib nadzir dan muhammad hasanudin adalah
ketidak-pastian yang mengandung kemungkinan kerugian dalam bentuk harta atau
kehilangan keuntungan atau kemampuan ekonomis. Resiko secara umum dalam
perbankan terdapat ; resiko likuiditas, resiko kredit, dan resiko fluktuasi
tingkat bunga.
Selain
resiko yang telah disebutkan di atas terdapat resiko operasional dan resiko
imbal hasil. Resiko operasional muncul karena beberapa alasan utama yaitu penerapan program outsourcing,
deregulasi dan globalisasi, regulasi, merger dan akuisisi, e-commerce, berbagai
inovasi teknologi, dan serangan teroris.
Penggunaan
teknologi informasi dengan sistem otomatisasi yang maju, pertumbuhan yang pesat
dari e-commerce dan dilakukannya merger dan akuisisi skala besar, menguji
kemampuan sistem yang terintegrasi. Peningkatan popularitas outsourcing dan
penggunaan teknik-teknik keuangan yang mampu untuk mengurangi risiko kredit dan
risiko pasar, disisi lain meningkatkan kemungkinan kerugian risiko operasional.
Meskipun globalisasi memiliki beberapa manfaat bagi banyak pihak, namun dibalik
itu globalisasi menambah kompleksitas dan diversitas budaya, manajemen dan
staf.
Pertumbuhan
teknologi keuangan yang semakin canggih mengakibatkan aktivitas bank dan profit
risikonya menjadi lebih kompleks dengan beroperasi di pasar-pasar yang berbeda,
yang menggunakan operasional dan sistem yang berbeda, Berta hukum yang berbeda
pula. Akuisisi, merger, aliansi Skala besar dan juga konsolidasi menguji kapabilitas
sistem baru bank yang terintegrasi, proses dan sumber days manusia. Kedua
pemicu utama, yakni globalisasi dan teknologi internet, akan menghadapkan bank
pads risiko operasional baru.
Investasi
yang banyak diminati oleh investor ialah investasi dengan imbal hasil yang
besar dan menguntungkan. Namun imbal basil juga terdapat banyak resiko.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Resiko Operasional
a) Pengertian
Resiko Operasional
Risiko operasional (operational risk) adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan
atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat
dari kejadian eksternal
Risiko
operasional pada umumnya terjadi di unit kerja yang memiliki volume transaksi
tinggi, perputaran transaksi yang tinggi, perubahan struktural yang tinggi dan
sistem yang kompleks.
Kejadian risiko operasional hampir terjadi setiap hari di bank. Berdasarkan
kemungkinan dan dampak yang terjadi, risiko operasional dapat dikelompokan
sebagai risiko operasional yang sering terjadi namun dampak yang terjadi
dinilai rendah atau high frequency –
low impact. Kelompok kedua adalah frekuensi rendah atau jarang terjadi
namun dampak kerugian dari risiko operasional tersebut tinggi atau yang sering
disebut risiko operasional kategori low
frequency-high impact. Sedangkan kelompok ke tiga adalah risiko
operasional yang sangat-sangat jarang terjadi,namun bila terjadi dampak
kerugian yang ditanggung bank sungguh luar biasa (catastrophic loss).
Resiko operasional ( menurut habib
hadzir dan Muhammad hasanudin) dapat dibagi menjadi beberapa
sub-kategori, seperti risiko yang terkait dengan:
·
proses internal
·
kesalahan manusia
·
system informasi
·
kejadian eksternal
·
hukum dan regulasi (risiko legal)
·
ketidakcukupan prosedur dan control
Risiko
operasional terutama terkait dengan berbagai masalah yang dapat diakibatkan
oleh kegagalan proses di bank. Namun demikian risiko operasional tidak hanya
mempengaruhi kegiatan usaha perbankan tetapi juga berbagai jenis kegiatan usaha
lainnya. Sebagai contoh, pabrik mobil dapat menderita kerugian operasional bila
tidak menerapkan tindakan kendali kualitas yang ketat atas model-model barunya.
b) Faktor –
factor pemicu utama resiko operasional antara lain:
- Volume bisnis dan operasional bank
- Kecepatan proses bisnis dan operasional bank
- Produk-produk dan atau aktivitas baru bank
- Kecanggihan produk bank
- Teknologi baru bank
- Pasar baru yang dikembangkan bank
- Kompleksitas dan ketergantungan terhadap teknologi informasi
- Globalisasi
- E-commerce
- Ketentuan atau undang-undang baru
- Tekanan dari pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
- Tekanan regulasi
- Perputaran pegawai
- Kelemahan perjanjian
- Diversitas budaya dari staf dan nasabah
- Merger dan Akuisisi,
- Reorganisasi
- Kecepatan perubahan teknologi
- Pemilihan lembaga pemeringkat
c) Perubahan tampilan risiko operasional
Risiko
operasional bukan merupakan kelompok risiko baru; bahkan sebenarnya merupakan
kelompok risiko yang sudah ada sejak dulu. Kegagalan risiko operasional adalah
suatu hal yang umum dan terjadi sejak bank pertama didirikan.
Baik pengawas
maupun bank memberi perhatian pada perubahan-perubahan dalam industri perbankan
yang menyebabkan terjadinya berubahnya karakteristik risiko operasional.
Kejadian yang secara historis mengakibatkan low-cost error semakin diikuti atau
bahkan digantikan oleh kejadian yang lebih jarang terjadi, tetapi memiliki
dampak yang lebih luas.
Terdapat
beberapa alasan mengapa karakteristik risiko operasional berubah. Alasan-alasan
tersebut adalah:
·
Otomatisasi
·
ketergantungan pada teknologi
·
outsourcing
·
terorisme
·
meningkatnya globalisasi
·
insentif dan trading – ‘rouge trader’
·
meningkatnya volume dan nilai transaksi, dan
·
meningkatnya litigasi.
B. Imbal Hasil
a) Pengertian Imbal Hasil
Menurut kamusbisnis.com imbal hasil (yield) adalah jumlah bunga
atau deviden atau capital gain dan
pendapatan lain yang dihasilkan dari investasi.
Investasi yang menghasilkan imbal hasil antara lain:
·
Obligasi
Menurut Wikipedia.com obligasi
merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuritas. Dalam obligasi yang menggunakan
imbal hasil ada dua yaitu
ü Obligasi syariah mudharabah
ü Obligasi syariah ijarah
·
Reksa
dana
Imbal hasil merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Jadi menurut Syarfisuwari imbal hasil reksa dana
adalah nilai aktiva bersih atau net asset
value. Nilai ini merupakan suatu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio
suatu reksadana. Namun imbal hasil dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
ü Imbal hasil realisasi yaitu imbal
hasil yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Imbal hasil
realisasi berguna sebagai dasar penentuan imbal hasil ekpektasi dan resiko
dimasa dating.
ü Imbal hasil ekspektasi adalah imbal
hasil yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang
·
kontrak
berjangka
Imbal hasil (yield curve) menunjukkan hubungan antara
tingkat suku bunga-efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu investasi pada
waktu tertentu.
b) Macam – macam Risiko
Pada dasarnya resiko investasi yang menghasilkan imbal hasil
sama yaitu :
·
Risiko
politik dan ekonomi, berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang
berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya akan
membawa efek pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana.
·
Risiko
pasar yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan
pasarsehinnga berpengaruh pada semua sekuritas.
·
Risiko
inflasi yang berasal dari menurunnya daya beli akibat terjadinya kenaikan
harga.
·
Risiko
spesifik yang melekat pada setiap sekuritas yang dimiliki.
·
Risiko
menurunnya nilai unit penyertaan yang akan dipengaruhi harga efek- efek yang
menyusun portofolionya. Ini berkaitan dengan menejer investasi dalam mengelola
dananya.
·
Risiko
likuiditas hanya terjadi pada perusahaan reksadana yang sifatnya terbuka
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Risiko
operasional (operational risk) adalah risiko
kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal,
manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.
Resiko operasional ( menurut habib hadzir dan Muhammad hasanudin) dapat
dibagi menjadi beberapa sub-kategori, seperti risiko yang terkait dengan:
·
proses internal
·
kesalahan manusia
·
system informasi
·
kejadian eksternal
·
hukum dan regulasi (risiko legal)
·
ketidakcukupan prosedur dan control
Terdapat
beberapa alasan mengapa karakteristik risiko operasional berubah. Alasan-alasan
tersebut adalah:
·
Otomatisasi
·
ketergantungan pada teknologi
·
outsourcing
·
terorisme
·
meningkatnya globalisasi
·
insentif dan trading – ‘rouge trader’
·
meningkatnya volume dan nilai transaksi, dan
·
meningkatnya litigasi.
Resiko Imbal hasil
·
Risiko
politik dan ekonomi
·
Risiko
pasar
·
Risiko
inflasi
·
Risiko
spesifik
·
Risiko
menurunnya nilai unit penyertaan
·
Risiko
likuiditas
Daftar pustaka
Kamusbisnis.com
Nadzir Habib, Hasanudin Muhammad.ensiklopedi ekonomi dan perbankan syariah. Bandung: kafa
bublishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar